Sinopsis Novel Belantik
Karya Ahmad Tohari
Diceritakan seorang pejabat Negara
yang bernama Handarbeni. Handarbeni memiliki
seorang teman yang dibencinya yang bernama Bambung, yaitu seorang pejabat yang
terkenal sebagai pelobi yang cerdik. Dia merasa khawatir akan kelakuan Bambang
terhadap istri simpanannya yang bernama Lasi akan dipinjam oleh Bambung. Lasi
adalah seorang wanita dusun Karangsoga yang pergi Jakarta untuk bekerja. Karena
Lasi memiliki wajah yang cantik, ia menjadi rebutan para pria, bahkan para
pejabat negara. Karena khawatir terhadap Lasi, Handarbeni meminta pendapat Bu
Lanting tentang hal yang sedang dirasakannya. Bu Lanting adalah seorang germo
tingkat tinggi. Sebelum mengutarakan pendapatnya, Bu Lanting malah tertawa dan
menjelaskan bahwa hal ini adalah kesalahan Handarbeni sendiri karena dia
membebaskan Lasi untuk mencari lelaki lain asalkan dia tetap menjadi istri
Handarbeni.
Pada suatu hari Lasi diajak Bu
Lanting pergi ke Singapura, dengan alasan dia ingin bertemu dengan pacarnya. Di
Singapura Lasi diajak untuk berbelanja sepuasnya. Di sana dia menginginkan
sebuah kalung liontin seharga Satu Setengah Dolar Amerika, itu setara dengan
sekian Milyar Rupiah. Lelaki yang dimaksud Bu Lanting sebagai pacarnya adalah
Pak Bambung. Hal ini sebenarnya hanya siasat Bu Lanting untuk mendekatkan Lasi dengan
Pak Bambung.
Suatu malam Lasi diajak menemani Pak
Bambung pada acara pertemuan dengan para pejabat-pejabat tinggi dan dihadiri
oleh Duta Besar. Pada acara itu, Lasi dirias layaknya seorang ratu, dan ia pun
diberi hadiah berupa kalung liontin yang diinginkannya waktu belanja bersama Bu
Lanting. Setelah acara pertemuan itu selesai, Pak
Bambung meminta Lasi untuk menemaninya malam itu. Tetapi Lasi tidak mau
melakukan hubungan badan dengan Pak Bambung, Lasi menolak dengan keras dengan
alasan dia masih menjadi istri Handarbeni.
Keesokan harinya setelah sampai di Jakarta, dia menemukan bahwa rumahnya sedang sepi. Keesokan harinya dia tiba-tiba mendapat telepon dari Bu Lanting, ia menyatakan bahwa Handarbeni akan menceraikan Lasi.
Keesokan harinya setelah sampai di Jakarta, dia menemukan bahwa rumahnya sedang sepi. Keesokan harinya dia tiba-tiba mendapat telepon dari Bu Lanting, ia menyatakan bahwa Handarbeni akan menceraikan Lasi.
Lasi
menelpon Handarbeni, dan ternyata benar Handarbeni menyatakan bahwa dia akan
menceraikan Lasi. Setelah mendengar itu, hati Lasi menjadi sedih, ia merasa
dikhianati oleh Handarbeni dan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di
Karangsoga.
Di Karangsoga, dia menceritakan semua kejadian dan masalah yang dialaminya kepada Eyang Mus, sesepuh kampung itu. Di sana selain bertemu dengan orang tuanya dia juga bertemu dengan Kanjat, temannya semasa kecil yang sekarang sudah bekerja sebagai Dosen. Waktu malamnya, dia berbincang-bicang dengan Kanjat. Dan dia meminta Kanjat untuk mengantarkannya ke rumah pamannya di Sulawesi. Sebelum pergi, Kanjat meminta pendapat Eyang Mus. Dan Eyang Mus pun menyuruh keduanya untuk menikah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu di perjalanan. Karena Lasi dan Kanjat saling mencintai, akhirnya keduanya pun menikah.
Di Karangsoga, dia menceritakan semua kejadian dan masalah yang dialaminya kepada Eyang Mus, sesepuh kampung itu. Di sana selain bertemu dengan orang tuanya dia juga bertemu dengan Kanjat, temannya semasa kecil yang sekarang sudah bekerja sebagai Dosen. Waktu malamnya, dia berbincang-bicang dengan Kanjat. Dan dia meminta Kanjat untuk mengantarkannya ke rumah pamannya di Sulawesi. Sebelum pergi, Kanjat meminta pendapat Eyang Mus. Dan Eyang Mus pun menyuruh keduanya untuk menikah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu di perjalanan. Karena Lasi dan Kanjat saling mencintai, akhirnya keduanya pun menikah.
Tak lama setelah mereka menikah, ada
dua orang suruhan Pak Bambung memaksa Lasi untuk kembali ke Jakarta. Di Jakarta
Lasi tinggal di rumah Pak Bambung. Suatu hari Bu Lanting menemui Lasi, dan Lasi
berkata bahwa dia sekarang sedang mengandung anak hasil perkawinannya dengan
Kanjat. Hal ini membuat Pak Bambung marah karena dia tidak suka pada wanita
yang sedang hamil. Dan ini membuat hati Lasi tenang.
Waktu di Jakarta Lasi selalu menyempatkan dirinya untuk menelepon Kanjat dan memberitahukan bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Dan Lasi juga menceritakan tentang surat-surat penting milik Pak Bambung yang diberitahukan Bu lanting kepada Lasi. Suatu hari tidak sengaja Kanjat mendengarkan radio, dan di radio itu ada berita tentangpelobi tingkat tinggi yang telah berhasil ditangkap oleh polisi dan sudah ditahan oleh Kejaksaan Agung, dengan dugaan adanya tindak korupsi. Orang yang ditangkap itu tak lain adalah Pak Bambung.
Waktu di Jakarta Lasi selalu menyempatkan dirinya untuk menelepon Kanjat dan memberitahukan bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Dan Lasi juga menceritakan tentang surat-surat penting milik Pak Bambung yang diberitahukan Bu lanting kepada Lasi. Suatu hari tidak sengaja Kanjat mendengarkan radio, dan di radio itu ada berita tentangpelobi tingkat tinggi yang telah berhasil ditangkap oleh polisi dan sudah ditahan oleh Kejaksaan Agung, dengan dugaan adanya tindak korupsi. Orang yang ditangkap itu tak lain adalah Pak Bambung.
Berita tersebut membuat Kanjat kaget
karena Lasi pasti ikut diperiksa dalam kasus ini, sebab Lasi menjadi wanita
simpanan Bambung. Dan kanjat memutuskan untuk pergi ke Jakarta ditemani oleh
Pardi, sopir truk gula yang biasa mengantar barang ke Jakarta. Di sana dia
menuju ke kantor polisi untuk bertemu dengan Lasi. Dia ingin supaya Lasi cepat
bebas, tetapi Lasi tidak langsung bebas dan dia tetap ditahan untuk selalu
memberikan keterangan kepada polisi tentang Bambung. Dan Kanjat pun meminta
tolong kepada temannya, seorang pengacara yang bernama Blakasuta. Blakasuta mau
menolong Kanjat, dan akhirnya Lasi pun dapat bebas dari tahanan. Lasi dan
Kanjat pun akhirnya pulang kembali ke Karangsoga
0 komentar on Sinopsis Novel Belantik, Karya Ahmad Tohari :
Posting Komentar